Minggu, 29 Juli 2012

Ustadz Siswanto: "Peduli Pada Anak dan Pemuda"


Catatan: Alhamdulillah hingga malam ke-9, Masjid Al-Muhajiriin RW-10 Antapani masih dipenuhi jamaah yang mengikuti tarawih. Pada malam ke-9, ceramah disampaikan Ustadz Siswanto. Berikut petikan ceramahnya yang diawali pengantar oleh Ketua DKM Al-Muhajiriin, H. Sigit Tjiptono.



Mengukur peningkatan kualitas ibadah

Dalam menunaikan ibadah shaum selama sembilan hari, kita mengharapkan adanya peningkatan kualitas ibadah kita. Namun peningkatan dan ukurannya harus lah jelas. Apakah kualitas ibadah kita telah mengalami perbaikan dari hari ke hari hingga hari ke-9 ini. Ataukah masih tetap bahkan malah terjadi penurunan?

Demikian disampaikan Ketua DKM Al-Muhajirin, H. Sigit Tjiptono, dalam pengantarnya sebelum ceramah Ramadhan Ustadz Siswanto di Masjid Al-Muhajirin (29/7).

Misalnya, kata Sigit, apakah lisan kita telah terjaga dengan baik untuk senantiasa tidak menyakiti anggota keluarga atau siapapun yang berhubungan dengan kita. Apakah hati kita telah benar-benar bersih dan menjauhkan diri dari buruk sangka (suudzon). Apakah bacaaan Al-qur'an kita telah meningkat secara kualitas dan kuantitas. Bagaimana dengan kualitas sedekah kita, apakah telah meningkat. Apakah shalat kita telah lebih baik dan terjadi peningkatan secara kualitas dengan tepat waktu?

“Idealnya shalat kita sampai hari ke-9 shaum ini menjadi semakin baik. Seperti membiasakan shalat berjamaah di masjid dengan tepat waktu. Al-qur'an tak hanya perlu menjadi bacaan rutin setiap hari, namun juga harus lebih dimengerti, difahami dan diamalkan. Begitupun dengan sedekah kita, mestinya mengalami peningkatan,” demikian Ketua DKM, H. Sigit Tjiptono.

Peduli pada Anak dan Pemuda

Ustadz Siswanto, dalam ceramah ramadhannya, menyampaikan tentang betapa pentingnya kepedulian pada anak dan pemuda. Itulah mengapa betapa kuatnya Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabatnya, terutama dari kalangan pemuda. Mengapa? Karena Rasulullah menyadari betapa sistem pegkaderan harus berjalan dengan baik. Keadaan suatu negeri tergantung dari para pemudanya. Dan sesungguhnya di tangan mereka lah perjuangan dalam menegakkan agama dan syiar Islam.


“Jika pemuda tidak ditempa dan dilibatkan dalam pendidikan Islam, dikhawatirkan mereka akan terpengaruh oleh faham Yahudi dan Nasrani. Ini sangat riskan dan berbahaya,” tandas Ustadz Sis.

Oleh karena itu, lanjut Ustadz, betapa pentingnya pendidikan Islam dalam rumah tangga. Mulai anak-anak mereka harus ditempa dengan pendidikan Islam yang baik dan lebih mumpuni. Dalam hal ini betapa teladan orang tua sangat penting. Sebab, prilaku dan karakter orang tua akan sangat mempengaruhi dan menentukan watak anak. “Karena itu, pendidikan Islam haruslah diikuti dengan pendidikan ahlaq yang baik yang harus dicontohkan oleh orang tua,” kata Siswanto.

Jadikan rumah seperti suasana masjid, bukan seperti suasana kuburan. Dalam rumah harus senantiasa terdengar gema kalam Ilahi. “Hidupkan suasana masjid di dalam rumah. Dengan demikian Insyaalah, anak-anak dan para pemuda kita akan berpegang teguh pada nilai-nilai Islami sebagaimana yang kita harapkan,” kata Ustadz....(*Al-Muhan).

Sabtu, 28 Juli 2012

Bayi Lahir Bawa Qur'an dari Rahim Ibunya


Aneh tapi Nyata – Seorang bayi lahir dengan berpegang Al-qur'an di tangannya - Ulama terkenal dari Nigeria pada Senin (14/5) hadir di Mushin, Provinsi Lagos, barat daya Nigeria, untuk menyaksikan upacara penamaan seorang bayi.

Bayi tersebut bukan bayi biasanya sehingga harus masuk pemberitaan di media. Bayi yang lahir pada 7 Mei 2012 tersebut terlahir dari rahim ibunya dengan membawa sebuah Quran kecil di tangannya. Subhanallah Allahu Akbar!

Setelah menyampaikan kultum, ulama Nigeria, Ustadz Abdul Rahman Olanrewaju Ahmed, memberikan nama kepada bayi tersebut dengan nama Abdul Wahab Iyanda Aderemi Irawo.

Saat pemberian nama tersebut, Ustadz Abdul Rahman juga menasihati sang ibu dari jabang bayi tersebut bahwa bayinya bukanlah seorang nabi meskipun ia terlahir dari rahimnya sambil memegang Quran.

Pada Ahad (13/5), ibu sang jabang bayi menyatakan diri memeluk Islam setelah melihat bayinya terlahir dengan membawa Quran dari rahimnya.

Kini, sang ibu 32 tahun yang dulu bernama Kikelomo Ilori ini kemudian berganti nama menjadi Sherifat.

Hal serupa juga dilakukan oleh nenek sang jabang bayi yang dulu memeluk agama Kristen sekarang menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya dengan nama Islami.
(Sumber:www.lounge.kucoba.com)

Jumat, 27 Juli 2012




    Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA bahwa Rasulullah pernah bersabda: “ Tidaklah seseorang hamba yang berpuasa satu hari dalam jihad di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan dengan puasa itu badanya dari api neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun.” 
    (HR Bukhari)
    Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya.
    (HR Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

    Barang siapa yang memberikan minuman kepada orang yang berpuasa, Allah akan memberikan minuman dari telagaku yang tak pernah akan menjadi haus sampai ia masuk surga.”
    (HR Ibnu Khuzaimah).

    Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :Barang siapa yang tidak bisa meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan jahat maka Allah tidak butuh padanya (tidak memberikan pahala)walaupun ia meninggalkan makan dan minum.(HR Bukhari).

Selasa, 24 Juli 2012




Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut pintu ‘royyan.
Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke dalam surga melalui pintu itu.
Tidak ada seorang pun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka.

Mereka pada hari kiamat akan dipanggil : 
Dimanakah orang-orang yang berpuasa waktu di dunia?
Lalu mereka berdiri. 

Tidak ada seorangpun yang masuk dalam pintu itu kecuali mereka.
Setelah mereka masuk  pintu 'royyan pun segera ditutup dan dikunci kembali,
sehingga tidak ada seorangpun yang lain lagi yang dapat masuk.



Senin, 23 Juli 2012

Percakapan Nabi Muhammad SAW dengan Iblis

Ketika Nabi saw saw. sedang bersama para sahabatnya di kediaman salah satu sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu rumah. Kemudian terdengar suara orang dari luar rumah.
Iblis : Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku. Aku akan menyampaikan banyak hal kepada kalian.
Nabi saw : Itu Iblis la’natullah. La’nat Allah bersamanya.
Mengetahui bahwa itu Iblis, Umar ingin membunuhnya.
Nabi saw : Sabar, wahai Umar. Bukankah engkau mengetahui bahwa Allah memberinya kesempatan (bertobat atau sesat) hingga hari kiamat? Bukakan pintu untuknya. Aku telah mengetahui bahwa ia telah diperintahkan oleh Allah untuk datang ke sini. Pahamilah apa yang hendak ia katakan. Dengarkan dengan seksama.
Pintu lalu dibuka oleh Ibnu Abbas r.a. Seorang kakek cacat satu mata berdiri di sana. Janggutnya hanya 7 helai, mirip rambut kuda. Bertaring, mirip taring babi. Bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis : Salam untukmu Muhammad. Salam untuk yang hadir.
Nabi saw : Salam hanya milik Allah SWT. Sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?
Iblis : Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa.
Nabi saw : Siapa yang memaksamu?
Iblis : Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata kepadaku:
menggoda manusia. Jawab dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, jika berdusta satu kali saja, maka Allah membuat dirimu menjadi debu yang ditiup angin.”
Sekarang aku ada di hadapanmu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sebuah kemalanganpun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.
Nabi saw : Kalau kau benar jujur, manusia mana yang paling kau benci?
Iblis : Kamu, kamu, dan orang sepertimu (sambil menunjuk Nabi saw dan sahabat) adalah makhluk Allah yang paling kubenci.
Nabi saw : Siapa selanjutnya?
Iblis : Pemuda bertakwa yang mengabdikan dirinya kepada Allah SWT.
Nabi saw : Siapa lagi?
Iblis : Orang Alim (ilmuwan) lagi wara’ (loyal kepada ajaran Islam).
Nabi saw : Siapa lagi?
Iblis : Seorang fakir sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain.
Nabi saw : Apa tanda kesabarannya?
Iblis : Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, maka Allah SWT memberikan pahala kepadanya.
Nabi saw : Selanjutnya siapa lagi?
Iblis : Orang kaya yang bersyukur.
Nabi saw : Apa tanda-tanda kesyukurannya?
Iblis : Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya (yang halal), dan mengeluarkannya (dengan rela dan ikhlas) juga dari tempatnya.
Nabi saw : Menurutmu, seperti apa Abu Bakar?
Iblis : Ia tidak pernah mau menuruti ajakanku pada masa jahiliyah, apalagi ketika sudah masuk islam.
Nabi saw : Kalau Umar bin Khattab?
Iblis : Demi Allah, setiap berjumpa dengannya aku takut sekali. Aku pasti kabur menghindarinya.
Nabi saw : Bagaimana dengan Usman bin Affan?
Iblis : Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.
Nabi saw : Ali bin Abi Thalib?
Iblis : Aku berharap kepalaku selamat (tidak lepas), menghindarinya, dan ia mau melepaskanku. Tetapi ia tidak mau melakukannya. (Sebab ia selalu berzikir kepada Allah SWT).
Nabi saw : Apa yang kau rasakan ketika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?
Iblis : Aku merasa panas dingin dan gemetar.
Nabi saw : Kenapa?
Iblis : Setiap hamba bersujud sekali kepada Allah, Allah meninggikan derajatnya satu tingkat.
Nabi saw : Jika seorang umatku shaum?
Iblis : Tubuhku terasa terikat erat sampai ia berbuka.
Nabi saw : Jika ia berhaji?
Iblis : Aku seperti orang gila.
Nabi saw : Jika ia membaca al-Qur’an?
Iblis : Aku merasa meleleh laksana timah yang dibakar di atas api.
Nabi saw : Jika ia bersedekah?
Iblis : Orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.
Nabi saw : Mengapa bisa begitu?
Iblis : Dalam sedekah itu ada 4 keuntungannya. 1) keberkahan pada hartanya. 2) hidupnya disukai (banyak orang). 3) Sedekah itu kelak menjadi hijab dirinya dengan api neraka, dan 4) segala musibah terhalau darinya.
Nabi saw : Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?
Iblis : Suara ringkikan dan derap kaki kuda ketika perang jihad di jalan Allah.
Nabi saw : Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?
Iblis : Tauubat orang yang bertaubat.
Nabi saw : Apa yang dapat membakar hatimu?
Iblis : Istighfar yang dilantunkan siang dan malam.
Nabi saw : Apa yang dapat mencoreng wajahmu?
Iblis : Sedekah yang dilakukan diam-diam.
Nabi saw : Apa yang dapat menusuk matamu?
Iblis : Shalat fajar (shubuh).
Nabi saw : Apa yang dapat memukul keras kepalamu?
Iblis : Shalat berjamaah.
Nabi saw : Apa yang paling mengganggu pikiranmu?
Iblis : Majelis (bertemunya) para ulama (merembukkan suatu kebaikan).
Nabi saw : Bagaimana cara makanmu?
Iblis : Dengan jari-jari tangan kiriku.
Nabi saw : Di manakah kau menaungi anak-anakmu pada musim panas?
Iblis : Di bawah kuku manusia yang kotor.
Nabi saw : Siapa temanmu?
Iblis : Pemakan riba.
Nabi saw : Siapa sahabatmu?
Iblis : Pezina.
Nabi saw : Siapa teman tidurmu?
Iblis : Pemabuk.
Nabi saw : Siapa tamumu?
Iblis : Pencuri.
Nabi saw : Siapa utusanmu?
Iblis : Tukang sihir.
Nabi saw : Apa yang membuatmu gembira?
Iblis : Orang yang bersumpah palsu dan perceraian (suami istri).
Nabi saw : Siapa kekasihmu?
Iblis : Orang yang meninggalkan shalat Jum’at.
Nabi saw : Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?
Iblis : Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.
Nabi saw : Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.
Iblis : Tidak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari kiamat. Bagaimana kalian bisa bahagia, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tidak melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari kiamat, aku akan menyesatkan mereka. Yang bodoh, yang pintar, yang bisa membaca dan yang buta huruf, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.
Nabi saw : Siapa orang yang ikhlas menurutmu?
Iblis : Tidakkah kau tahu wahai Muhammad bahwa siapa saja yang mneyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak suka dinar dan dirham, tidak suka pujian sanjungan, aku bisa pastikan ia orang ikhlas. Maka aku akan meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta, sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, boleh jadi ia nantinya sangat patuh padaku.
Iblis : Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku punya 70.000 anak. Setiap anak dibantu 70.000 syaithan. Sebagian aku tugaskan mengganggu ulama. Sebagian mengganggu anak muda. Sebagian mengganggu orang tua. Sebagian mengganggu wanita tua. Sebagian anakku kutugaskan kepada para zuhud (yang mencintai akhirat daripada dunia).
Ada anakku yang suka mengencingi telinga manusia yang menyebabkan orang itu tertidur pada shalat berjamaah. Tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Ada anakku yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama. Mereka lalu tertidur dan pahalanya terhapus.
Ada anakku yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan, kemudian ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya terhapus.
Pada setiap wanita yang berjalan di luar rumah, anakku dan syaithan pendampingnya duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar orang-orang memandanginya. Syaithan berkata kepada perempuan itu agar mengulurkan tangannya. Perempuan itu mengulurkan tangannya, lalu syaithan menghiasi kukunya.
Anak-anakku menyusup dan berubah bentuk satu kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lainnya, untuk menggoda manusia sampai mereka terhempas dari rasa ikhlas mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa keikhlasan, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad, bahwa ada seorang rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh dari penyakitnya seketika. Tetapi aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh, dan kufur.
Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah makhluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Siapa saja yang bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad, aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya? Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip) dan namimah (adu domba) adalah kesenanganku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa, walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab siapa saja yang membiasakan dengan kata-kata cerai, istrinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat, maka semua anak-anaknya itu adalah anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kata: cerai.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur-ulur waktu shalatnya. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikkan padanya bahwa waktu masih panjang, kamu masih sibuk. Lalu ia menundanya sampai akhirnya ia melaksanakan shalat di luar waktu. Shalatnya itu akan dipukulkan ke mukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, kubiarkan ia shalat. Namun kubisikkan ke telinganya: ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun menoleh. Kuusap pula dengan tanganku dan kucium keningnya seraya membisikkan ke telinganya: ‘shalatmu tidah sah’. Bukankah kamu tahu Muhammad, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul mukanya nanti. Jika ia shalat sendirian, kusuruh ia bergegas. Shalatnya pun seperti ayam yang mematuk beras.
Jika ia berhasil mengalahkanku lalu ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam melakukannya. Kamu tahu bahwa hal seperti itu bisa membatalkan shalatnya dan kelak wajahnya akan diubah menjadi wajah keledai?
Jika ia berhasil mengalahkanku, kutiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya, syaithan akan masuk ke dalam dirinya. Di dalam sana akan kubuat ia bertambah serakah dan gila dunia. Ini akan membuat dirinya semakin taat kepadaku.
Kebahagiaan apa yang engkau dapatkan, sementara aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak perlu shalat. Jika kehidupanmu telah berubah baru kamu wajib shalat. Jika ini terjadi, ia mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat, maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, demi yang menciptakanku jika aku berdusta maka Allah akan menjadikan aku debu. Bagaimana mungkin engkau bisa bergembira dan bangga dengan umatmu sementara seperenam dari mereka kukeluarkan dari islam?
Nabi saw : Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?
Iblis : Ada 10 macam.
Nabi saw : Apa saja itu?
Iblis : Pertama
Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia. Allah mengizinkan. “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka. (Tetapi) tidaklah janji setan kecuali itu semua tipuannya” (QS. Al-Isra: 64). Aku akan makan dari harta yang tidak dizakatkan. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba. Kumakan juga dari makanan yang tidak dibacakan atas nama Allah.
Kedua
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan (bersetubuh) dengan istrinya tanpa berlindung kepada Allah. Setan akan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
Ketiga
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan yang berjalan bukan untuk tujuan yang halal.
Keempat
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku.
Kelima
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku.
Keenam
Aku minta agar Allah menjadikan syair (dari penyair) sebagai Qur’anku.
Ketujuh
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku.
Kedelapan
Aku minta agar Allah memberikanku saudara, yaitu orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat. Allah berfirman
“Orang-orang yang boros adalah saudara-saudara syaithan.” (QS. Al-Isra: 27)
Kesembilan
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah mambuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku (dengan seizin Allah SWT, hanya sebagian dari mereka yang melihatku).
Kesepuluh
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga dengan kemampuan tersebut hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.
Wahai Muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang. Aku hanya bisa mambisikkan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun! Sebagaimana dirimu, kamu tidak dapat memberi hidayah sedikitpun. Engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Bahkan engkau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara hidupnya.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Sementara orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Nabi saw berkata:
“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati Allah” (QS. Hud: 118-119)
“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (QS. Al-Ahzab: 38)
Iblis : Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan tinta pena telah lama kering. Mahasuci Allah yang telah menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk-makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka jahanam. Aku ini si celaka yang terusir. Inilah yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong.

Minggu, 22 Juli 2012


Orang yang berperasaan seperti burung akan mendapat tiket bebas masuk surga.Rasulullah Bersabda : “Akan masuk surga beberapa kaum yg perasaan mereka seperti
perasaan Burung “. (Sahih Muslim 13/484, hadist no. 5074)

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa yang di maksud dengan perasaan yang seperti perasaan burung itu adalah dalam hal kelembutan dan kelunakannya.
Ulama’ lainnya menerangkan bahwa yang di maksud adalah hati yang takut kepada Allah,
karena burung adalah binatang yang paling takut kepada Allah.
Perasaan takut kepada Allah itu begitu mendominasi diri mereka.
Ulama’ lainnya lagi menyatakan bahwa yang di maksud ‘hati mereka seperti hati burung’ itu adalah ketawakkalannya yang sangat tinggi kepada Allah.

Hadist Rasulullah Menjelaskan hal ini :
Andaikata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal maka kalian akan pasti diberi rezki sebagimana burung di beri rezki. Burung itu pergi meninggalkan sarangnya pada pagi hari dalam keadaan lapar tetapi kembali pada sore hari sudah dalam keadaan kenyang “. (HR. At-Tirmidzi hadist hasan sahih )


Kamis, 19 Juli 2012


Orang mukmin pada bulan Ramadhan melakukan dua jihad,
yaitu : Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa
dan Jihad pada malam hari dengan shalat malam.
Barangsiapa yang memadukan kedua jihad ini,
memenuhi segala hak-haknya dan bersabar terhadapnya,
niscaya diberikan kepadanya pahala yang tak terhitung.
Dalam hadists: Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman 
dan mengharap pahala dari Allah, 
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
(Hadits Muttafaq 'Alaih). 

Keutamaan Bulan Ramadhan


Oleh: Ustadz Aam Amirudin

(Catatan: DKM Al-Muhajirin RW-10 Antapani, mengundang Al-Ustadz Aam Amirudin pada Selasa malam tanggal 17 Juli 2012 dalam Tablig Akbar Menyambut Ramadhan 1433 H. Materi ceramahnya seputar Keutamaan Ramadhan. Berikut petikan materi ceramah beliau).

Tiada kata yang dapat mewakili rasa bahagia saat Ramadhan tiba, kecuali ucapan hamdalah ( Segala puji milik-Mu ya Allah, Engkau masih memberikan umur kepadaku untuk menikmati bulan yang penuh barakah dan ampunan ). Sejumlah kaum Muslimin menyambutnya dengan menggelar sejumlah kegiatan keislaman, seperti tablig akbar, bazar, dll. Hal ini wajar, mengingat betapa besar keutamaan bulan Ramadhan.

“Jika masuk bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu.” ( HR Bukhari ).

Dibuka pintu-pintu surga, maksudnya ibadah pada bulan Ramadhan nilainya berlipat ganda bila dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Kalau kita mengisinya secara optimal, akan terbuka lebar pintu-pintu surga, otomatis pintu neraka pun tertutup karena peluang maksiat berkurang. Dengan demikian, setan pun terbelenggu karena banyak umat yang meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya. Akhirnya, dosa-dosa berguguran dan insya Allah kita akan mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya,

“Barangsiapa shaum Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap ridla Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” ( HR Ahmad dan Bukhari ).

Shaum Ramadhan diwajibkan satu setengah tahun setelah hijrah. Ketika itu Nabi saw baru diperintahkan mengalihkan qiblat dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram.

Shaum, secara etimologi bermakna menahan diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Menurut definisi ahli fikih, shaum berarti menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.
Hikmah Ramadhan

Apabila Allah swt mewajibkan sesuatu kepada manusia, pasti ada hikmahnya. Kalau kita cermati, paling tidak ada lima hikmah diwajibkannya shaum Ramadhan:

1. Menghapuskan Dosa-dosa Kecil

Sebagai manusia, kita tak pernah lepas dari kesalahan, kekeliruan, dan kemaksiatan. Tidak ada manusia yang steril dari dosa, kecuali para nabi yang ma’shum ( terpelihara dari perbuatan dosa ). Shaum Ramadhan merupakan sarana untuk menghapuskan dosa. Kalau kita diberi umur dan kesehatan untuk melaksanakan shaum Ramadhan tahun ini, shaum yang kita lakukan menjadi penghapus dosa-dosa kecil setahun ke belakang, sebagaimana sabda Rasulullah saw, “… Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan kesalahan-kesalahan di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR Muslim)

2. Melatih Muraqabah

Muraqabah artinya kondisi psikis ( jiwa ) yang selalu merasa ditatap, dilihat, dan diawasi Allah swt. Seorang pelajar atau mahasiswa yang muraqabah tidak akan menyontek walaupun tidak diawasi. Seorang karyawan yang muraqabah tidak akan korup walaupun ada kesempatan untuk melakukannya. Ketika shaum, kalau belum tiba waktu berbuka, kita tidak berani makan atau minum walau tidak ada seorang pun yang melihat kita, padahal makanan dan minuman tersedia. Jelaslah bahwa shaum menjadi ajang latihan muraqabah.

3. Melatih Pengendalian Nafsu

Manusia memiliki tiga nafsu ( dorongan) yang selalu berkompetisi ( bersaing ), yaitu nafsuAmarah, Lawwamah, dan Muthmainnah.
Nafsu Amarah adalah dorongan untuk melakukan pelanggaran dan kemaksiatan. Manusia paling saleh pun memiliki dorongan ini, karenanya sudah dipastikan tidak ada manusia yang steril dari dosa.

Nafsu Lawwamah adalah nafsu yang suka mengoreksi saat kita melakukan dosa atau kemaksiatan. Kalau kita melakukan kemaksiatan, berbohong misalnya,coba siapa yang pertama kali mengingatkan bahwa perbuatan tersebut salah ? Diri kita sendiri kan ? Inilah yang disebut nafsu lawwamah. Bersyukurlah bila kita masih merasa bersalah kalau melakukan dosa, ini menunjukkan nafsu lawwamah-nya masih berfungsi. Kalau kita sudah tidak merasa bersalah lagi saat berbuat maksiat, ini menunjukkan nafsulawwamah-nya sudah tidak peka, bahkan mungkin tidak berfungsi lagi.

Nafsu Muthmainnah adalah dorongan untuk berbuat kebaikan. Jiwa merasa tentram kalau melaksanakan aturan-aturan Allah. Manusia yang paling bejat di muka bumi ini pun memiliki nafsu muthmainnah, karenanya sebejat-bejatnya orang pasti dia pernah berbuat kebaikan. Manusia hakikatnya haniif ( cenderung pada kebaikan ), karena itu manusia akan merasa tenang , tentram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan, serta merasa gelisah dan menyesal bila melakukan pelanggaran dan dosa.

Ketiga macam nafsu di atas, Ammarah, Lawwamah, dan Muthmainnah selalu bersaing. Apabila nafsu muthmainnah memenangkan persaingan, akan lahir perbuatan baik. Kalau nafsu amarah yang menang ( dominan ), akan lahir perbuatan dosa. Jadi, shaum melatih jiwa agar bisa mengendalikan nafsu amarah, bahkan bisa menundukkannya, sehingga yang dominan dalam diri kita adalah nafsu muthmainnah. Dengan demikian, yang terlahir dalam ucapan dan perbuatan kita hanyalah hal-hal yang baik, benar, dan diridhai Allah swt.

4. Menajamkan Kepekaan Sosial

Shaum bisa menjadi ajang latihan kepekaan sosial, sebab dalam waktu tertentu ( sejak terbit fajar hingga terbenam matahari ) kita dilarang makan atau minum, sehingga bisa merasakan lapar. Sesungguhnya hal ini harus kita proyeksikan pada nasib sebagian saudara kita yang kurang beruntung. Di antara mereka ada yang hanya mampu makan sekali dalam satu hari atau bahkan hanya satu kali dalam dua hari.

Dengan latihan ini, diharapkan kita menjadi lebih tanggap pada penderitaan orang lain. Ingat sabda Rasul saw bahwa belum dikategorikan sempurna iman seseorang kalau tidur dalam keadaan kenyang padahal dia tahu tetangganya tidak bisa tidur karena lapar.

5. Menyehatkan Badan

Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa usus manusia – juga organ-organ yang berkait dengannya – dalam tempo tertentu perlu dikurangi beban kerjanya. Shaum merupakan sarana untuk mengurangi beban kerja organ-organ tersebut. Sungguh benar apa yang disabdakan Rasul saw , “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat”. ( HR Abu Daud )
Cara Pelaksanaan

Agar hikmah shaum ini bisa kita raih, kita harus memahami teknik pelaksanaan shaum Ramadhan yang dicontohkan Rasulullah saw.

1. Tabyit

Tabyit artinya mempersiapkan diri pada malam hari untuk melakukan sesuatu esok hari. Tabyit sering disamakan dengan niat. Rasulullah saw memerintahkan agar tabyit ( niat) pada malam harinya untuk melakukan shaum pada esok hari.

“Barangsiapa yang tidak tabyit ( niat ) untuk shaum sebelum fajar, tidak ada shaum baginya.” ( HR Daruquthni )

“Barangsiapa yang tidak membulatkan niatnya untuk shaum sebelum fajar, tidak sah shaumnya.” ( HR Ahmad dan Ash-Habus Sunan, dan dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban )

Kebiasaan pada masyarakat kita, niat itu diucapkan dengan cara dibimbing, biasanya diucapkan selesai melakukan shalat tarawih, Nawaitu shauma ghadin … dst. Sesungguhnya niat puasa tidak diucapkan pun hukumnya sah, karena niat itu pekerjaan hati bukan pekerjaan lisan. Jadi, meskipun lisan tidak mengucapkan, namun kalau hati sudah berniat, shaumnya sah.

Penulis singgung persoalan ini karena ada kasus seseorang tidak puasa karena tidak sempat membaca niat ( mengucapkan nawaitu ) pada malam harinya. Kerancuan ini muncul karena salah memahami niat. Ingat ! Niat itu tempatnya di hati bukan pada lisan. Saya menegaskan hal ini tanpa mengurangi rasa hormat kepada yang suka melafazkannya.

2. Sahur

Kita dianjurkan untuk sahur walaupun hanya dengan seteguk air. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kekuatan pada tubuh dalam menjalani shaum pada siang hari. Rasulullah saw bersabda,“Bersahurlah kamu, karena sesungguhnya sahur itu berbarakah.” ( HR Bukhari – Muslim )

“Sahur itu berbarakah, maka lakukanlah walaupun hanya dengan seteguk air, karena sesungguhnya Allah dan malaikat memberkahi orang-orang yang sahur.” ( HR Ahmad )

3. Imsak

Imsak artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan ( makan, minum, hubungan intim, dll ) dari terbit fajar ( waktu shubuh ) hingga terbenam matahari ( waktu maghrib ), sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,”Maka sekarang ( malam hari), boleh kamu mencampuri mereka ( istri ), … dan makan-minumlah hingga nyata garis putih dari garis hitam berupa fajar, kemudian sempurnakanlah shaum sampai malam.” ( QS. Al-Baqarah [2] : 187 ).

Yang dimaksud “nyata garis putih dari garis hitam berupa fajar” adalah waktu shubuh. Artinya, pada malam hari kita diperbolehkan makan, minum, berhubungan intim, dll. Namun, saat waktu subuh tiba, semuanya harus dihentikan hingga datang waktu maghrib.

4. Menjauhi Kemaksiatan

Shaum merupakan latihan pengenalian nafsu. Orang yang shaum namun tidak mampu menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan maksiat ( bohong, gosip, dll ), maka nilai puasa orang tersebut akan berkurang, sebagaimana sabda Rasulullah saw, ”Siapa yang tidak meninggalkan ucapan maksiat bahkan melakukannya, Allah tidak akan menghargai puasanya.” ( HR Bukhari )

5. Menyegerakan Ifthar ( berbuka )

Apabila adzan maghrib tiba, kita dianjurkan untuk menyegerakan ifthar ( berbuka puasa ). Rasulullah saw menyebutkan bahwa orang-orang yang menyegerakan ifthar senantiasa berada dalam kebaikan.“Orang-orang yang berpuasa senantiasa berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” ( HR Bukhari – Muslim )

6. Doa Berbuka Shaum

Ada sejumlah hadits tentang doa berbuka shaum. Silakan pilih mana yang paling Anda sukai.

Allahumma inni as-aluka birahmatikallati wai’at kulla syai’in an taghfira lii. “Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon kepada-Mu, dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, agar Engkau mengampiniku.” ( HR Ibnu Majah )

Dzahaba zhama-u wabtallatil ‘aruuqu wa tsabatal ajru insya Allah.“Dahaga telah hilang, tenggorokan sudah basah, insya Allah pahalanya tetap ( abadi )”(HR ad-Daruquthni)

Allahumma laka shumtu wa’ala rizqika afthartu. “Ya Allah, karena Engkaulah hamba shaum, dan atas rizki-Mu hamba berbuka.” ( HR Abu Daud )

Bismillahi allahumma laka shumtu wa’ala rizqika afthartu. “Dengan nama Allah, ya Allah, hanya karena-Mu aku shaum, dan atas rizki-Mu aku berbuka.” ( HR Thabrany )
Rukhshah ( Keringanan )

Shaum Ramadhan adalah kewajiban yang juga bersifat fisik. Kondisi fisik setiap orang berbeda-beda, karena itu Allah swt memberikan rukhshah ( keringanan ) kepada orang-orang tertentu untuk meninggalkan shaum dan menggantinya dengan qadha atau fidyah. Untuk memudahkan pemahaman, kita bagi orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada tiga kelompok, yaitu :

Boleh Berbuka dan Wajib Qadha

Orang yang sedang dalam perjalanan ( safar ) dan orang sakit yang ada harapan sembuh diperbolehkan tidak shaum Ramadhan dan mereka wajib mengqadha shaumnya. Qadha artinya membayar shaum pada bulan yang lain.

“Barangsiapa di antaramu sakit atau bepergian ( lalu meninggalkan shaumnya, maka wajib shaum ) sebanyak hari itu pada hari-hari yang lain.” ( QS Al-Baqarah [2] : 185 )

Tidak ada keterangan rinci yang menjelaskan jarak safar yang menyebabkan boleh berbuka shaum. Hal ini dikembalikan pada kekuatan/kemampuan setiap individu. Sekiranya bepergian dalam keadaan shaum akan membahayakan fisik, sebaiknya berbuka, tidak perlu memaksakan diri, karena Allah swt telah memberi keringanan untuk berbuka. Namun, sekiranya tidak membahayakan, shaum lebih utama, sebagaimana firman-Nya, “… dan berpuasa lebih baik bagimu.” ( QS Al-Baqarah [2] : 184 )

Demikian juga tidak ada keterangan rinci mengenai ukuran sakit yang menyebabkan boleh berbuka. Hal ini dikembalikan pada kondisi tubuh. Sekiranya shaum dalam keadaan sakit akan menyebabkan semakin parah, sebaiknya berbuka.

Boleh Berbuka dan Wajib Fidyah

Fidyah, artinya memberi sejumlah makanan kepada fakir miskin sebesar yang biasa kita makan. Kalau dalam satu hari kita makan sekitar Rp. 10.000, kita berikan sejumlah itu juga kepada fakir miskin. Kalau kita tidak shaum sepuluh hari misalnya, maka kalikan saja sepuluh ribu dengan sepuluh hari. Demikian cara perhitungannya. Fidyah bisa diberikan per hari ataupun diakumulasikan dalam sebulan. Bisa diberikan langsung kepada fakir miskin ataupun dititipkan kepada lembaga penitipan zakat.

Siapakah yangwajib fidyah ? Laki-laki atau wanita yang sudah lanjut usia ( udzur ), wanita hamil, ibu yang sedang menyusui, para pekerja berat, orang sakit yang tidak ada harapan sembuh ( menahun ), diperbolehkan tidak shaum Ramadhan dan sebagai penggantinya harus memberikan fidyah.

“Dan bagi orang-orang yang berat mengerjakannya, kewajibannya adalah fidyah dengan memberi makan kepada seorang miskin.” ( QS Al-Baqarah [2] :184 )

Ayat ini tidak merinci siapa yang bisa dikategorikan sebagai orang-orang yang berat mengerjakananya. Penjelasannya dapat kita lihat dalam hadits riwayat Abu Daud,”Rukhshah ( kelonggaran) bagi laki-laki maupun wanita yang lanjut usia – walaupun mereka sanggup shaum – untuk berbuka dan memberi makan untuk setiap harinya seorang yang miskin. Demikian pula yang hamil dan yang menyusui, jika mereka khawatir terhadap anaknya, boleh berbuka dan memberi makan.” ( HR Abu Daud )

Wajib Berbuka dan Wajib Qadha

Wanita yang sedang haidh atau nifas wajib berbuka atau dengan kata lain haram melaksanakan shaum. Kemudian harus menggantinya dengan qadha.

“Bukankah jika perempuan haid tidak shaum dan tidak shalat ?” ( HR Bukhari )

“Kami mendapat haid pada zaman Rasulullah saw kemudian bersih. Maka beliau menyuruh kami mengqadha shaum dan tidak menyuruh kami mengqadha shalat.” ( HR An-Nasa’i )


Meninggalkan Shaum tanpa Alasan

Bila seseorang sengaja meninggalkan shaum bukan karena sakit, safar, atau alasan lain yang dibenarkan agama, shaum yang ditinggalkannya tidak bisa diganti dengan qadha atau fidyah, tapi hanya bisa diganti dengan taubat kepada Allah swt ( mohon ampun atas segala kesalahan yang pernah diperbuat dan bersumpah tidak akan mengulanginya ).

“Barang siapa berbuka shaum Ramadhan tanpa rukhshah, juga tanpa sakit, tidak dapat mengqadhanya ( walaupun dengan shaum ) satu tahun sekalipun.” ( HRTirmidzi )
Amaliah Ramadhan

Ada sejumlah amaliah yang kuantitas dan kualitasnya ditingkatkan oleh Rasulullah saw pada bulan Ramadhan.

Alangkah baiknya kalau kita pun bisa meningkatkannya, karena kita tidak tahu apakah tahun depan kita masih bisa bertemu dengan Ramadhan atau tidak.

Nah, mumpung masih diberi kesempatan, marilah kita tingkatkan amaliah berikut pada Ramadhan ini.

1. Meningkatkan Kedermawanan

Kita diperintahkan untuk ikut memikirkan, mencari jalan keluar , dan membantu saudara-saudara kita yang terpuruk. Rasulullah saw menjamin orang-orang yang suka menolong dan meringankan beban orang lain akan senantiasa diberi pertolongan-Nya.

“Siapa yang menolong kesusahan seorang Muslim dari kesusahan-kesusahan dunia, pasti Allah akan menolongnya dari kesusahan-kesusahan akhirat. Siapa yang meringankan beban orang susah, niscaya Allah akan ringankan bebannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang Muslim, niscaya Allah akan tutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba itu suka menolong orang lain.” ( HR Bukhari )

Kedermawanan pada bulan Ramadhan harus lebih ditingkatkan lagi, sebagaimana dilakukan Rasulullah saw.

“Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan.” ( HR Bukhari )

2. Tadarus Al-Quran

“Malaikat Jibril biasa menemui Rasulullah saw setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu mudarasah Al-Quran.” ( HR Bukhari )

Mudarasah artinya menelaah Al-Quran, bukan sekedar membaca tapi ada unsur tahsin(memperbaiki bacaan) dan tadabbur ( membedah kandungan makna ). Ada anggapan yang beredar pada masyarakat kita, kalau dalam waktu satu bulan tidak bisa menamatkan bacaan Quran 30 juz, tadarusnya tidak sah, jadi sekiranya tidak akan tamat, sebaiknya tidak tadarus Quran karena akan sia-sia. Anggapan ini tidak benar , karena inti dari tadarus adalah memperbaiki bacaan dan pendalaman pemahaman, bukan target (harus tamat 30 juz). Jadi, kalau dalam satu bulan Ramadhan, kita hanya menyelesaikan 30 ayat, itu juga disebut tadarus.

Sebenarnya kita diperintahkan tadarus Quran bukan hanya pada bulan Ramadhan, namun setiap ada kesempatan kita dianjurkan membacanya secara rutin. Tadarus Quran disebut sebagai bagian amaliah Ramadhan agar kita lebih giat membacanya di bulan lainnya ■

Rabu, 18 Juli 2012










    Ada tiga orang yang tidak tertolak do’a-nya yaitu:

  1. Seorang yang sedang berpuasa hingga berbuka; 
  2. Pemimpin yang adil; 
  3. Dan Orang yang didholimi. (HR Ahmad)

    Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak bisa meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan jahat maka Allah tidak butuh padanya (tidak memberikan pahala ) walaupun ia meninggalkan makan dan minum.” (HR Bukhari)

Selasa, 17 Juli 2012

Puasa, Tinjauan Secara Syariat, Tarekat dan Hakekat

Oleh AHMAD SAHIDIN

ALKISAH seorang Muslim yang hidup setelah masa Khulafa Ar-Rasyidun. Ia pada masa itu dikenal ahli ibadah yang tinggal di serambi masjid nabawi. Ia hampir tiap hari melakukan itikaf, dzikir, shalat dan ibadah lainnya. Ia jarang ke luar karena penglihatannya tidak normal alias buta. Suatu hari datang kabar bahwa temannya sakit keras. Kemudian ia menengoknya dengan diantarkan sahabatnya yang lain. Ketika tiba temannya itu meminta ia untuk berdoa demi kesembuhannya. Karena itulah setiap selesai shalat ia mendoakannya. Ajaibnya, beberapa hari setelah kunjungan itu temannya sembuh.

Atas kesembuhan itulah ia dinilai sebagai wali yang dapat menyembuhkan orang dengan doa. Karena alasan itu pula banyak orang yang meminta didoakan olehnya. Tiap orang yang meminta doa kepadanya senantiasa terkabulkan. Sampailah suatu hari seorang teman bicara kepadanya, “Fulan, doa-doamu itu sangat mujarab dan benar-benar dikabulkan Allah. Tapi aku heran kenapa engkau tidak berdoa untuk kesembuhan matamu sendiri.”

Ditanya seperti itu Fulan menjawab, “Tidak, aku tidak ingin melakukan sesuatu yang menguntungkan diriku sendiri. Aku merasa beruntung karena kecacatanku ini telah mendekatkan aku kepada Allah. Dan kemungkinan besar bila mataku normal pasti akan lebih banyak terjerumus dalam kemaksiatan dibandingkan ketaatan.”

Demikian kisah yang cukup luar biasa. Sebab penderitaan yang ada pada kisah di atas menjadi salah satu alat untuk memasrahkan diri kepada Allah. Sebuah cara pandang yang muncul atas nurani yang jarang kita temukan di lingkungan masyarakat. Sebab di zaman modern ini sangat jarang orang yang mau bersyukur dengan ketentuan yang ditetapkan sebagai takdir Tuhan.

Banyak orang yang tidak bisa menerima keberadaan dirinya yang serba kurang, atau yang berbeda jauh dengan orang lain.Banyak orang normal, tapi lupa kepada Tuhan dan bahkan cenderung tidak menghiraukan perintah dan larangan-Nya. Kita juga sering melihat banyak orang Islam yang tidak mengikuti aturan-aturan Allah, tidak berpuasa misalnya. Mereka sering menganggap bahwa dengan puasa dirinya sedang diperas, dihambat dan diperdaya. Mereka tidak paham bahwa dengan puasa justru kita dibersihkan dan disehatkan dari berbagai penyakit lahir maupun batin. Dengan puasa kita dilatih jujur dan disiplin serta dilatih untuk peka terhadap sesama saudara kita yang mustadhafin.

Maka dengan menjalankan puasa secara sesungguhnya kita sedang dibina untuk menjadi manusia yang bertakwa. Untuk menjadi manusia yang bertakwa tentunya dilakukan dengan proses yang panjang. Ia diwajibkan berakhlak mulia, taat dan patuh terhadap perintah dan larangan agama. Hal ini termasuk menjalankan puasa. Apabila seorang Muslim menjalankannya dengan sebenar-benarnya maka ia disebut orang yang bersih sepeti bayi yang baru dilahirkan. Inilah sebabnya puasa Ramadhan diakhiri dengan idul fitri. Yakni perayaan atas kemenangan umat Islam yang berhasil mensucikan dirinya dari hal yang nista dan kotoran-kotoran jiwa. Sejatinya kesucian itu dipertahankan yang sekaligus menjadi “benteng” dari terpaan-terpaan negatif di bulan-bulan lain. Sehingga wajar bila Rasulullah saw merasa sedih bila di akhir hari-hari Ramadhan. Sebabnya adalah khawatir bila nanti jiwa yang bersih dan suci itu terkontaminasi dengan hal-hal yang nista.

Oleh karena itu, seorang Muslim dikatakan buruk bila hari ini lebih jelek dari kemarin. Dikatakan rugi jika kelak di pascaRamadhannya itu tidak meningkatkan kualitas hidup atau menurun dalam ibadahnya. Mereka inilah yang disebut tidak berhasil dan tidak berprestasi dalam puasa Ramadhannya. Ini yang dalam hadits dikatakan, banyak di antara orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan haus, dan banyak orang yang shalat malam (namun) yang didapatkannya itu hanya terjaga dari tidur (belaka) (HR Ahmad dan Hakim).

Bagaimana caranya supaya puasa kita mencapainya? Dalam literatur tasawuf, terutama al-Ghazali dan al-Qusyairi menyarankan berpuasa dalam tataran hakikat. Akan tetapi, tahapan hakikat ini tidak bisa begitu saja diraih, tapi harus bertahap dari fase syariat, tarekat, dan hakikat. Pada fase syariat ini seorang Muslim harus paham dalil-dalil syari` dan hukum batal dan sahnya puasa. Kemudian, ia diharuskan untuk meningkatkan ke tingkat selanjutnya, yaitu tarekat. Selain puasa secara lahiriah (syariat) juga harus mempuasakan aspek batinnya. Seperti puasa mencela, memaki, bohong, bertengkar, atau tidak berimajinasi maupun berpikir tentang yang porno dan hal-hal nista atau yang dapat membuat rusaknya nilai puasa, serta tidak meninggalkan ibadah-ibadah wajib dan sunah yang rutin dikerjakan.

Jadi, pada fase tarekat, seorang Muslim dituntut untuk lebih kreatif dan produktif dengan meningkatkan amalan-amalan lainnya. Apabila seorang Muslim tersebut tetap istiqamah dalam kedua fase tersebut maka ia sedang menuju tangga hakikat. Karena itu, seseorang yang sedang menuju fase hakikat harus mampu merasakan dengan kesadaran penuh bahwa dengan puasa ia sebenarnya sedang berhubungan dengan Allah Swt sehingga apa pun yang dikerjakan dan dilakukan, baik ketika berpuasa maupun saat di luar ibadah puasa, senantiasa merasa dijaga dan diawasi Allah. Inilah yang dimaksud berada dalam tataran hakikat.

Pendeknya, puasa secara syariat adalah khidmatullah. Secara tarekat adalah qurbatullah. Secara hakikat ialah penggabungan diri dengan Allah (wushlatullah). Mereka yang bisa bergabung dengan Allah adalah mereka yang suci dan kembali pada fitrah Ilahi. Orang yang termasuk kategori tersebut layak disebut muttaqin (orang bertaqwa). Bukankah tujuan puasa Ramadhan agar manusia menjadi bertaqwa? Karena itu, puasa Ramadhan bukan hanya menjalankan syariat, tetapi juga untuk mengembalikan kita pada fitrah, kesucian. Bagi mereka yang mensucikan diri (tazkiyatun nafs) adalah yang pantas untuk sampai pada idul fitri.

Menjalankan aturan Allah dengan penuh keikhlasan akan meninggikan kita menuju menjadi manusia yang sempurna. Yakni manusia yang tidak lagi bergantung kepada sesuatu yang lain—baik itu materi maupun jabatan sosial—karena segala keperluaannya telah dipenuhi dan dijamin Allah Yang Mahasempurna. Allah Swt berfirman, ”Dia telah memberikan kepadamu segala keperluan dari apa-apa yang kamu mohonkan. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah maka tidak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan ingkar.” (QS Ibrahim: 34)

(AHMAD SAHIDIN, guru mentoring di Sekolah Cerdas Muthahhari Bandung)

Jumat, 13 Juli 2012




HADIRILAH TABLIG AKBAR BERSAMA

DR. H. AAM AMIRUDIN

SELASA, 17 JULI 2012 
MULAI PKL: 19.30 WIB 
DI MASJID AL-MUHAJIRIN 
JL. JAYAPURA RW 10 ANTAPANI 
BANDUNG.

TEMA : 
“MENYIAPKAN DIRI DAN KELUARGA MENYONGSONG 
RAMADHAN 1433 H UNTUK MENGGAPAI KEBAHAGIAAN HAKIKI”
==========================

Profil Ustadz Aam Amiruddin

(DR.H.Aam Amiruddin, M.Si)

Aam Amiruddin lahir di Bandung, 14 Agustus 1965. Saat ini tinggal di Bandung. E-mail:aam.amiruddin@yahoo.com. Menikah dengan Hj. Sasa Esa Agustiana, SH. Diamanahi 1 putra (Iqbal Rasyid Ridha) dan 2 putri (Tsania Shofia Afifa dan Tsalisa Syifa Afia). Pendidikan tingkat dasar di SD Pabaki I Bandung. Tingkat SLTP dan SLTA di Pesantren Persatuan Islam No. 1 Bandung.
Sedangkan pendidikan tinggi yang pernah ditempuh :
1. Diploma di Ma’had Ta’lim Lughah Al-‘Arabiyyah (LIPIA – Jakarta)
2. S1 – Fakultas Ilmu Komunikasi – Universitas Islam Bandung
3. S2 – Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung – Bidang Ilmu Komunikasi
4. S3 – Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung – Bidang Ilmu Komunikasi. Lulus dg Yudisium CumLaude.
Kegiatan kesehariannya cukup beragam; sebagai narasumber di sejumlah media cetak dan elektronik, pendidik, konsultan, jurnalis, penulis buku dan sebagai professional. Diantara kegiatannya :
1.    Narasumber acara dakwah di sejumlah TV swasta seperti TV-One, RCTI, TRANS- TV, dll.
2.    Narasumber acara Percikan Iman di Radio OZ 103,1 FM – Bandung setiap pagi jam 05.15-06.00
3.    Komisaris Utama PT. Khazanah Intelektual
4.    Direktur Utama PT. Percikan Iman Tour & Travel
5.    Ketua Pembina Yayasan Dakwah Percikan Iman
6.    Konsultan Corporate Religious di sejumlah perusahaan swasta dan pemerintah
7.    Dosen Luar Biasa pada Program Pascasarjana Universitas Islam Bandung
8.    Telah menulis lebih dari selusin buku, diantaranya:
  • Tafsir Kontemporer Juz ‘Amma (3 jilid) (Terbit thn. 2004, 956 hal.)
  • Bedah Masalah Kontemporer (2 jilid) (Terbit thn. 2005, 542 hal.)
  • Dzikir Orang-Orang Sukses (Terbit thn. 2008, 250 hal.)
  • Kunci Sukses Meraih Cinta Illahi (Terbit tahun 2008 , 240)
  • Sudah Benarkah Shalatku? (Terbit tahun 2008, setebal 274)
  • Melangkah ke Surga dengan Shalat Sunat (Terbit tahun 2009, 160 hal)
  • Ketika Shofie Bertanya (Buku For Teenager) (Terbit 2005, 172 hal.)
  • Menelanjangi Strategi Jin (Terbit 2005, 200 hal.)
  • Doa Orang2 Sukses (Terbit 2004, 128 hal.)
  • Seks Tak Sekadar Birahi-ditulis bersama dr. Hanny Ronosulistyo- (Terbit 2005, 216 hal.)
  • Kehamilan yang Didamba-ditulis bersama dr. Hanny Ronosulistyo- (Terbit 2007, 132 hal.)
  • Cinta dan Seks Rumah Tangga Muslim – ditulis bersama dr. Untung Sentosa-(Terbit 2006, 226 hal.)
  • Anak anda bertanya seks? -ditulis bersama Dra. Alfa Handayani-(Terbit 2008, 160 hal.)
  • Membingkai Surga Dalam Rumah Tangga-ditulis bersama Priyatna Muhlis-(Terbit 2006, 194 hal.)
Seluruh buku tersebut diterbitkan oleh Khazanah Intelektual
Jl. Biduri No.9 Buah Batu – Bandung 40265.
Telp. 022-7302389
SMS Marketing : 022-70780148
E-mail : redmapi@yahoo.com.


Ust. Roni: "Ada Apa Negeri Berkekayaan Alam Melimpah Ruah, tapi Kesulitan Ekonomi Kian Menggurita."

Ketua DKM Al-Muhajirin yang baru: Ir. A. Hasan Munawar Catatan Redaksi: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Al-Muhajirin RW-10 An...