Minggu, 27 Maret 2022

Khutbah Jum'at Masjid Al-Muhajirin RW-10 Ankid: "Pentingnya Ilmu Sebelum Ramadhan"


 

Khutbah jum'at 25-03-2022, di Masjid Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul, Kota Bandung, dengan tema: Pentingnya Ilmu Sebelum Ramadhan, menampilkan Ust.Wawan Kurniawan, S.H.I., M.H.I.

Berikut beberapa petik khutbahnya:

1. Ramadhan segera menjelang, maka bekal utama yang harus kita miliki adalah bekal keilmuan. Kita harus menguasai ilmu dan mendalaminya agar tau hukum-hukumnya. Tanpa ilmu yang benar maka akan rusaklah ibadahnya.

2. Ibadah puasa tak hanya menggantungkan pada keikhlasan, namun yang penting adalah ibadah yang dilakukan harus berdasarkan petunjuk dan dalil-dalil yang jelas dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam;

3. Barangsiapa yang tidak merasakan nikmatnya menuntut ilmu maka ia akan merasakan kegersangan hidupnya;

4. Jika tak ada ilmu dan ketaqwaan maka hidupnya tak akan bermanfaat.

5. Boleh jadi ini merupakan ramadhan terakhir bagi kita, maka mari kita maksimalkan ibadah dalam bulan dalam ramadhan yang akan jelang saat ini.

Uraian selengkapnya silahkan klik gambar diatas...

Semoga bermanfaat...///nas/rud

Senin, 14 Maret 2022

Diikuti Antuisas Warga: "DKM Al-Muhajirin RW-10 Ankid Selenggarakan Pelatihan Pengurusan Jenazah"


 
Menurut Ketua DKM Al-Muhajirin, H. Sigit Tjiptono,
bahwa DKM memberikan pelayanan kepada jama'ah/
warga RW-10 yang meninggal secara gratis untuk
seluruh proses pemulasaraan.

"Jangan saya yg disuruh masuk lubang utk menurunkan
jenazah, turun mungkin masih bisa, tapi naiknya bagaimana?"
kata kang Dammar yg direspon dgn gelak tawa hadirin.

Pembimbing Ust. Harry Gunawan, sudah lebih 3000
jenazah diurusnya mulai dari yang tak bermata, berbau
busuk sampai pada yg berbelatung dan hancur raga

Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan harus dipahami setiap umat islam. Dalam syariat Islam, ada beberapa tata cara yang harus dipenuhi dalam pengurusan orang yang sudah meninggal. Hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah bagi umat Islam.

Untuk itulah DKM Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul menyelenggarakan Pelatihan Tata Cara Pemulasaraan Jenazah yang diperuntukan bagi Jama'ah dan Warga RW-10 Ankid, pada Ahad, 6 Maret 2022, di Masjid Al-Muhajirin RW-10.

Menurut Ketua DKM Al-Muhajirin, H. Sigit Tjiptono, tata cara memandikan jenazah, mengkafani, menyolatkan, hingga menguburkan jenazah menjadi 
kewajiban yang harus dilakukan sesama Muslim. 

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam pelatihan pemulasaraan jenazah kali ini, kami sertakan perwakilan dari setiap RT, mulai dari RT-01 sampai dengan RT-06 dan Alhamdulillah warga sangat antusias mengikutinya, terbukti dengan jumlah pesertanya mencapai 60 orang.

"Alhamudillah, jadi jika nanti kalau ada Warga RT yang meninggal, maka para peserta pelatihan dari warga RT setempat lah yang diharapkan sebagai pelaku utama dalam mengurus jenazahnya dan mengetahui apa yang harus dilakukannya, tentu saja dengan bimbingan para pemulasara senior yang dimiliki DKM Al-Muhajirin yang sudah terbiasa mengurus jenazah," kata Kang Sigit.

DKM sendiri, kata Sigit, dalam memberikan pelayanan pengurusan jenazah kepada Warga RW-10, dilakukan secara gratis, mulai dari pengadaan peralatan jenazah, memandikan, menyolatkan, penyediaan Ambulance sampai pada proses penguburan. 

Sementara Ketua RW-10 Ankid, H. Dede Amar, turut mensupport dan sangat menghargai penyelenggaraan pelatihan seperti ini. Dalam melayani warga yang meninggal maka sesungguhnya peranan RT lah yang sangat dominan. Mulai dari pengurusan adminsitrasi kematian sampai pada penyiapan pemulasaraaannya. Menuju kematian tidak harus tua dulu, karena itu sedapatnya para Ketua RT turut melibatkan para pemuda untuk turut terlibat dalam pengurusan jenazah. Memang mereka tidak harus langsung mengurus jenazah, seperti memandikan dan mengkafani, tapi cukup dengan masuk untuk melihat-lihat dulu tata caranya.

"Yang menarik bahwa DKM telah menyediakan segala sesuatunya secara gratis, mulai dari proses memandikan sampai menguburkan, jadi mangga bapak/ibu mungpung gratis, barang kali ada yang mau berangkat duluan, mangga mumpung gratis nich..." seloroh Pak Dede Amar yang lebih akrab dipanggil Kang Dammar ini.

Selain itu, kata Pak RW-10, bahwa tidak hanya harus tau dan mahir dalam pengurusan jenazah, namun juga ada peristiwa lain yang tidak kurang pentingnya. Seperti peristiwa beberapa hari lalu, karena kondisi tidak memungkinkan sehingga harus menurunkan jenazah dari lantai dua. Inipun dibutuhkan keahlian khusus, dan dapat dijadikan pembelajaran untuk ke depannya.

Untuk praktek pemulasaraan jenazah sendiri dibimbing oleh Ustadz Harry Gunawan Solistia Adhi, Amd, Ak., S.Pd.I, silahkan untuk mengikutinya melalui Video/Youtube pada link gambar diatas (Episode-1, bersambung).

Selamat mengikuti.

Semoga bermanfaat...**//nas/ibnu/rud...



























Sabtu, 05 Maret 2022

Tata Cara Mengurus Jenazah dalam Islam, Umat Muslim Wajib Tahu

Pengantar: Jamaah Al-Muhajirin dan Warga RW-10 yang dirahmati Allah Subhanahu Wata'ala, In syaa Allah, ahad besok (6/3/22) akan diselenggarakan pelatihan tata cara pemulasaraan jenazah yang akan diikuti sedikitnya 60 peserta. Berikut ini adalah pengantar tentang tata-cara bagaimana  memulasara jenazah menurut Islam. Semoga bermanfaat.

Tata Cara Mengurus Jenazah

Seperti yang sudah diketahui, ajal bisa menimpa kapan dan kepada siapa saja setiap saat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengurus jenazah, jika ada orang yang meninggal dunia. Seperti dikutip dari Liputan6.com, berikut ini tata cara mengurus jenazah dalam Isalam:

Memandikan Jenazah

Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan jenazah. Hal ini sebagai tindakan untuk memuliakan dan membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal dunia. Adapun tata cara memandikan jenazah dalam Islam yang benar adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan. Pastikan orang yang memandikan jenazah memakai sarung tangan.

2. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat. Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.

3. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.

4. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.

Niat memandikan jenazah laki-laki:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aal

Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."

Niat memandikan jenazah perempuan:

Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa

Artinya:

"Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."

5. Setelah membaca niat, miringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang. Setalah itu, siram dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki dan siram lagi dengan air kapur barus.

6. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat. Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.

7. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.

8. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan dikepang. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak membasahi kain kafannya.

9. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.

Tata cara mengurus jenazah berikutnya yaitu mengafani jenazah. Ada beberapa perbedaan cara mengafani jenazah laki-laki dan perempuan. Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:

Cara Mengafani Jenazah Perempuan

1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya. Setelah itu, persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.

2. Selanjutnya, sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan. Sediakan juga kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada anggota badan tertentu. Jika kain kafan sudah siap, angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.

3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti halnya pada jenazah laki-laki. Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.

4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah disediakan.

Cara Mengafani Jenazah Laki-laki

1. Pertama, siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Kemudian, letakkan secara vertikal tepat di bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.

2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.

3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.

4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri. Kemudian tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.

5. Selanjutnya,tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri dan Ikat dengan tali pengikat yang telah disediakan.

Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara mengurus jenazah berikutnya menyolatkan jenazah. Adapun tata cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:

1. Berniat (di dalam hati).

2. Berdiri bagi yang mampu.

3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).

4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.

5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli ‘ala Muhammad"

6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah sebagai berikut:

Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.

Artinya:

"Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka." (HR. Muslim no. 963)

7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:

Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu

Artinya:

"Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia".

Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.

8. Salam. Selesai.


Semoga bermanfaat...///(merdeka.com)//nas/humas/dkm/rw-10

Ust. Roni: "Ada Apa Negeri Berkekayaan Alam Melimpah Ruah, tapi Kesulitan Ekonomi Kian Menggurita."

Ketua DKM Al-Muhajirin yang baru: Ir. A. Hasan Munawar Catatan Redaksi: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Al-Muhajirin RW-10 An...