Jumat, 26 Februari 2021

Khutbah Jum'at Masjid Al-Muhajirin Ankid "Kesombongan Raja Namrud dan Akibatnya"


بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم و رحمة الله وبركاته 

Khotib/Imam Shalat Jum'at di Masjid Al-Muhajirin, RW-10, Antapani Kidul, tanggal 26 Februari 2021 M,  bertepatan 14 Rajab 1442 H, menghadirkan  Ust Rohimi, Lc.

Ust. Rohimi, Lc., yang sekilas mirip Ust. Abdul Somad ini,  merupakan lulusan Lipia Jakarta. Adapun  keseharian beliau sebagai Dosen di Ma'had Al Imarot Bandung dan  Pembina di Kuttab Al Fatih. 

Tema yang diangkat kali ini tentang "Kesombongan Raja Namrud & Akibatnya"

Beberapa inti khutbah, antara lain:

1. Raja Namrud yang sejaman dengan Nabi Ibrahim, merupakan salah satu raja yang mengaku dirinya, tak hanya sebagai Raja, namun juga sebagai Tuhan;

2. Untuk mendapatkan pengakuan rakyatnya, maka rakyatnya dipanggil untuk mengakui ketuhanan dirinya. Jika rakyatnya mengikuti dan mengakui ketuhanannya, maka rakyat itu diberikan makanan;

3. Ketika Nabi Ibrahim dipanggil untuk mengakui ketuhannya, Nabi Ibrahim menolak dan tidak mengakui ketuhannya, maka nabi Ibrahim pun dipulangkan tanpa diberikan makanan. Nabi Ibrahim pun harus menerima resiko dibakar hidup2. Namun Allah memberikan mujizat hingga api itu tak mempan membakar tubuhnya;

4. Tuhan pun menurunkan azab pada Raja Namrud dan rakyatnya karena kekafirannya dengan mendatangkan nyamuk yang masuk ke dalam kepala melalui hidung dan telinga, termasuk kepada raja Namrud sendiri, hingga mati.

5. Kesombongan raja Namrud hendaknya dapat dijadikan pelajaran pada kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin, bahwa kesombongan akan mendatangkan siksa atau azab dari Allah Shubhanahu Wata'ala. 

Untuk lebih jelasnya silahkan putar youtube diatas. Wassalam...

Senin, 22 Februari 2021

Dialog Rasulullah SAW dengan Allah SWT di Sidratul Muntaha

Assalamualaikum wr wb..

Sekedar mengingatkan kembali bagi yang sudah tahu bahwa "BACAAN ATTAHIYYAT ADALAH DIALOG ANTARA RASULULLAH SAW  DENGAN ALLAH SWT" di Sidratul Muntaha ketika terjadi peristiwa Isra Mi'raj.

1. Seandainya kita
mengetahui bahwa
sebagian dari bacaan
shalat itu adalah
dialog antara
Rasulullah SAW
dengan Allah Azza
wa Jalla, tentu kita
tidak akan terburu-buru
melakukannya...

Allahu Akbar, ternyata
bacaan shalat itu dapat
membuat kita seperti.
berada di surga...

Mari kita camkan dan
renungkan kisah
berikut ini, tentu akan
berlinang air mata kita,
Masya Allah...

2. Singkat cerita, pada
malam itu Jibril As.
mengantarkan
Rasulullah SAW naik ke
Sidratul Muntaha.
Namun karena Jibril As
tidak diperkenankan
untuk mencapai
Sidratul Muntaha,
maka Jibril As pun
mengatakan kepada
Rasulullah SAW untuk
melanjutkan
perjalanannya sendiri
tanpa dirinya...

3. Rasulullah SAW
melanjutkan perjalanan
perlahan sambil
terkagum-kagum
melihat indahnya
istana Allah SWT,
hingga tiba di Arsy...

Setelah sekian lama
menjadi seorang Rasul,
inilah pertama kalinya
Nabi Muhammad SAW.
berhadapan dan
berbincang secara.
langsung dengan Allah
Azza wa Jalla...

Bayangkanlah betapa
indah dan luar biasa
dahsyatnya momen ini,
Masya Allah....

4. Percakapan antara
Nabi Muhammad
Rasulullah SAW
dengan Allah
Subhanahu Wata'ala :

(1) Rasulullah SAW-pun
mendekat dan
memberi salam
penghormatan
kepada Allah SWT :

Attahiyyatul
mubarokaatush
shalawatuth
thayyibaatulillah

"Semua ucapan
penghormatan,
pengagungan dan
pujian hanyalah
milik Allah".

(2) Kemudian Allah SWT
menjawab
sapaannya :

Assalamu'alaika
ayyuhan Nabiyyu
warahmatullahi wa
barakaatuh

"Segala pemeliharaan
dan pertolongan
Allah untukmu wahai
Nabi, begitu pula
rahmat Allah dan
segala karunia-Nya".

(3) Mendapatkan
jawaban seperti ini,
Rasulullah SAW tidak
merasa jumawa atau
berbesar diri, justru
beliau tidak lupa
dengan umatnya, ini
yang membuat kita
sangat terharu.

Beliau menjawab
dengan ucapan :

Assalaamu'alaina wa
'alaa 'ibadillahish
shalihiin

"Semoga
perlindungan dan
pemeliharaan
diberikan kepada
kami dan semua
hamba Allah yang
shalih"

Bacalah percakapan.
mulia itu sekali lagi,
itu adalah
percakapan Sang
Khaliq dan hamba-
NYA... Sang Pencipta
dan ciptaan-NYA....
dan beliau saling
menghormati satu
sama lain,
menghargai satu
sama lain, dan lihat
betapa Rasulullah
SAW mencintai kita
umatnya, bahkan
beliau tidak lupa
dengan kita ketika
beliau di hadapan
Allah SWT...

(4) Melihat peristiwa ini,
para Malaikat yang
menyaksikan dari luar
Sidratul Muntaha
tergetar dan
terkagum-kagum
betapa Rahman dan
Rahimnya Allah SWT,
betapa mulianya Nabi
Muhammad SAW...

Kemudian para Malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan :

Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu

"Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah"

5. Jadilah rangkaian
percakapan dalam
peristiwa ini menjadi
suatu bacaan dalam
shalat yaitu pada
posisi Tahiyat Awal
dan Akhir, yang kita
ikuti dengan
shalawat kepada
Nabi sebagai
sanjungan seorang
individu yang
menyayangi umatnya.

Mungkin sebelumnya.
kita tidak terpikirkan
arti dan makna kalimat
dalam bacaan ini.

Semoga dengan.
penjelasan singkat ini
kita dapat lebih
meresapi makna
shalat kita.

Sehingga kita dapat
merasakan getaran
yang dirasakan oleh
para Malaikat disaat
peristiwa itu...

Semoga bermanfaat
untuk menambah
kekhusyu'an shalat
kita.

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

6. Pesan :

Sesibuk apapun jangan pernah
tinggalkan shalat
karena di dalam
kubur banyak jutaan
manusia yang minta
dihidupkan kembali
hanya untuk beribadah
kepada Allah SWT.

Sumber :
Kitab Qissotul Mi'raj


Jumat, 19 Februari 2021



بسم الله الرحمن الرحيم السلام عليكم و رحمة الله وبركاته 

Khutbah Jum'at tanggal 19 - 02 - 2021 menampilkan Khotib dan Imam : Ust Akhyar Assidiq Lc.MA (Beliau adalah Lulusan dari Tripoli Libya dan keseharian beliau sebagai dosen di Ma'had Al Imarot Bandung (Mata Kuliah Belajar Bahasa Arab dan Studi Islam). 

Adapun tema yang diambil terkait dengan masalah Kebahagiaan yang Dikenal Allah. 

Inti khutbah:
1. Jika kita merasa bahagia dikenal orang karena kebaikan kita, maka kebahagiaan seperti ini sesungguhnya hanyalah kebahagiaan semu yang bersifat sementara. 
2. Jika kita disebut-sebut sebagai orang yang baik dan terkenal, yang dikenal sebagai orang yang berjasa atau paling besar dalam berinfak atau bersedekah, itu pun hanyalah sementara untuk kepentingan dunia. 
3. Lalu bagaimana agar kebaikan kita itu dikenal Allah Subhaanahu Wata'aala..? Bahkan Allah menyebut-nyebut nama hambanya itu di hadapan makhluk-makhluknya? 
4. Bagaimana agar seluruh amalan kebaikan kita itu dapat dikenal, dicatat dan disebut-sebut oleh Allah Subhaanahu Wata'aala? 
5. Bagi orang yang beriman dan ikhlas, tak penting mendapat pujian di dunia. Tak penting dielu-elukan atau disanjung dengan segenap sukacita. Namun bagi mereka, yang diharapkan adalah penilaian dari Allah. Biarlah tak terkenal di bumi tapi justru dapat  terkenal di langit.

Nah, lebih rinci dan jelasnya, mari kita simak saja video diatas...
Barakallahu fiikum...
Jangan lupa like and share dan sampaikan pada orang2 tercinta kita...

Jumat, 12 Februari 2021

Khotbah Jum'at Masjid Al-Muhajirin Antapani Kidul: Pentingnya Ilmu dan Diwafatkannya Ulama

 

Khotib dan Imam Shalat Jum'at, tanggal 12 Pebruari 2021, di Masjid Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul, menampilkan salah satu qori terbaik Jawa Barat : Ust Muhammad Istighfari. Adapun tema yang diangkat terkait dengan pentingnya ilmu dan diwafatkannya para ulama.

Inti khotbah, antara lain:

1. Dengan ilmu kita akan dapat memperoleh banyak keuntungan. Dengan ilmu perbuatan yang disunahkan yang sederhana saja bisa mendatangkan pahala dan keuntungan besar. Misalnya saja hanya dari aktivitas makan dan minum serta kamar mandi yang apabila dilakukan sesuai sunah Nabi akan mendapatkan pahala yang melimpah.

2. Pentingnya ilmu bisa menjadi jalan untuk masuk surga. Pentingnya ilmu akan berkaitan dengan keberadaan para ulama.

3. Malaikat akan menanungi sayap-sayapnya bagi siapapun penuntut ilmu. Sesungguhnya para penuntut ilmu itu akan dimintakan ampunan oleh makhluk hidup termasuk binatang. Pemilik ilmu bagai matahari di siang hari dan bintang di malam hari. Pemilik ilmu adalah pemberi penerang pada kehidupan.

4. keberadaan para ulama adalah pewaris nabi. Mewarisi ilmu dan siapa yg berpegang teguh dengan ilmu maka akan aman dan bahagia.

5. Kesedihan kita ditinggalkan para ulama. Sejak dari Januari tidak kurang dari 20 ulama yang wafat. Ini sebagai cambukan, siapa kelak yang akan melanjutkan perjuangan para ulama itu dalam menyebarkan ilmu.

6. Ilmu akan diambil Allah Shubahanu Wa Ta'ala secara bertahap dengan diwafatkannya para ulama.

Untuk lebih jelas dan rincinya silakan simak youtube diatas.//nas

Sabtu, 06 Februari 2021

Maksiat Pengundang Bencana


Khotib dan Imam Jum'at, tanggal 5 Pebruari 2021, di Masjid Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul menampilkan Ustadz DR. Imam Asrofi, M.PDI., MM.Pd.,  Beliau yang datang dari Banyuwangi ini adalah dosen Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bahasa Arab, Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung.

Dalam khotbahnya beliau mengupas masalah kemaksiatan yang bisa mengundang bencana.

Seperti kita mafhum bahwa saat ini negeri kita tengah dikepung oleh berbagai bencana. Mulai dari merebaknya wabah Covid-19, pesawat jatuh, banjir, longsor, gempa bumi, dan musibah-musibah lainnya di darat, laut dan udara.

Benarkah itu terjadi karena alam sudah tidak lagi bersahabat dengan kita. Menurut beliau, tidak. Bukan alam yang tidak bersahabat dengan kita, tapi kita yang tidak bersahabat dengan alam.

Namun benarkah bahwa serangkaian bencana yang kita derita saat ini, efek dari dosa-dosa kemaksiatan kita? Untuk lebih jelasnya mari kita simak dalam video berikut ini.
Selamat menyimak...!!!







 

Ust. Roni: "Ada Apa Negeri Berkekayaan Alam Melimpah Ruah, tapi Kesulitan Ekonomi Kian Menggurita."

Ketua DKM Al-Muhajirin yang baru: Ir. A. Hasan Munawar Catatan Redaksi: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Al-Muhajirin RW-10 An...