Sabtu, 17 Oktober 2020

10 Penyebab Doa Tak Kunjung Dikabulkan



Pengantar: Pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Al-Muhajirin RW-10, Antapani Kidul, tanggal 16 Oktober 2020, bertindak sebagai khatib dan imam diisi oleh Ketua DKM Al-Muhajirin, Sigit Tjiptono. Adapun  thema khotbah mengenai 10 Penyebab doa tak kunjung dikabulkan. Berikut petikan khotbahnya.


الحَمْدُ للهِ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِهِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِهِ، نَحْمَدُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُو، الخَالِقُ البَارِئُ المُصَوِّرُ لَهُ الأَسْمَاءُ الحُسْنَى، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، وَهُوَ العَزِيْزُ الحَكِيْمُ. وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُ. وَنُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَقِيَّةِ الصَّالِحِيْنَ، صَلاَةً وَسَلاَمًا عَدَدَ خَلْقِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ وَرِضَاءَ نَفْسِهِ. أُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، اِتَّقُوْا اللهَ فَإِنَّهَا وَصِيَّةُ اللهِ، وَصَّى بِهَا الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ. وَذَرُوْا ظَاهِرَ الاِثْمِ وَبَاطِنَهُ. إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْسِبُوْنَ الاِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوْا يَقْتَرِفُوْنَ. بسم الله الرحمن الرحيم، يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ، إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ. وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الفَاسِقُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Alhamdulillah, pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. yang mana atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah pada hari ini, kembali kita bersama-sama berhimpun di majelis Jum’at yang mulia ini, guna melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at di tempat yang mulia ini. Tak lupa pula sholawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sang nabi pembawa risalah terbesar di akhir zaman, sang nabi yang telah menuntun umatnya minadz dzulumati ilan nuur.”


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Diantara serangkaian amaliyah penting dalam Islam adalah berdoa. Berdoa, merupakan bagian terpenting dalam ajaran Islam, sehingga dalam bentuk-bentuk kegiatan ritual keagamaan kedudukan dan fungsi doa menempati urutan yang teratas, bahkan dinyatakan:


الدعاءهوالعبادة : 
 “Doa itulah ibadah”.

Mengingat betapa pentingnya doa tersebut, maka setiap bentuk-bentuk ibadah dalam Islam selalu terdapat di dalamnya unsur doa. Seperti shalat umpamanya, banyak sekali di dalamnya unsur doa. Demikian juga dengan bentuk-bentuk ibadah lainnya, seperti puasa, zakat, haji dan bahkan setiap aktivitas kehidupan kita sehari-hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita senantiasa dituntun dengan doa demi doa.


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Namun demikian, dalam melaksanakan amaliyah ini terkadang kita menemui dan merasakan bahwa amalan doa yang telah kita lakukan tidak kunjung diterima dan diijabah oleh Allah ta’ala. Sebagai muslim yang beriman tentu saja kita harus melihat hal ini secara jernih dan berdasarkan pada sikap husnudzan kita kepada Allah ta’ala. Sebab, dengan berhusnudzan itulah kita akan lebih mampu menyingkap dan memahami sebab dari tidak atau belum dikabulkannya doa kita tersebut.

Mengenai sebab musabab dari tidak kunjung diterimanya doa kita, para ulama salafunas shalih telah banyak memberikan nasihat pencerahan yang apabila kita cermati ternyata kesemua sebab itu datang dan berawal dari diri kita masing-masing. Salah satunya kisah yang berisi nasihat dari Sayyidi al-Imam Ibrahim bin Adham radhiyallahu ta’ala berikut ini:

Diriwayatkan dari Syakiki al-Balkhi, beliau menuturkan, suatu saat Ibrahim bin Adham berjalan-jalan di pasar Bashra, maka orang-orang pun berkumpul mengerumuni beliau. Mereka kemudian bertanya tentang firman Allah yang berbunyi “Ud’uni astajib lakum”. (Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan permintaanmu).

Selanjutnya orang-orang itu berkata, “Kami suka berdoa tapi Allah tidak mengabulkan.”
Ibrahim bin Adham kemudian menjawab:

“Wahai penduduk Bashrah, sesungguhnya hati kamu telah mati yang disebabkan oleh beberapa hal. Jadi bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaanmu. 

Adapun 10 perkara yang menyebabkan hati mati, sehingga doa sulit atau tidak dikabulkan Allah Subhanahu Wata.ala adalah sebagai berikut:

Pertama:

عَرَفْتُمُ اللَّهَ وَلَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ
Kamu mengenal Allah tapi kamu tidak melaksanakan hakNya atau kewajiban yang diperintahkan Allah ta'ala

Kedua:

قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللهِ وَلَمْ تَعْمَلُوْا بِهِ
Kamu suka membaca kitab Allah tapi kamu tidak mengamalkan maknanya.

Ketiga:

اِدَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ اِبْلِيْسَ وَوَالَيْتُمُوْهُ
Kamu mengetahui bahwa iblis itu musuh, tapi kamu mengikuti perintahnya.

Keempat:

اِدَّ عَيْتُمْ حُبَّ الرَّسُوْلِ وَتَرَكْتُمْ اَثَرَهُ وَسُنَّتَهُ
Kamu menyatakan cinta kepada Rasulullah tapi kamu meninggalkan sunahnya atau perbuatannya dan jalan yang ditempuhnya.

Kelima:

اِدَّعَيْتُمْ حُبَّ الجَنَّةِ وَلَمْ تَعْمَلُوْا لَهَا
Kamu menyatakan cinta (ingin masuk surga), tapi kamu tidak mengamalkan amalan ahli surga.

Keenam:

اِدَّ عَيْتُمْ خَوْفَ النَّارِ وَلَمْ تَنْتَهُوْا عَنِ الذُّنُوْبِ
Kamu mengakui takut akan siksa neraka, tapi kamu tidak henti-henti berbuat dosa

Ketujuh:

اِدَّعَيْتُمْ اَنَّ المَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوْالَهُ
Kamu meyakini bahwa kematian itu haq, tapi kamu tidak melakukan persiapan menghadapi kematian.

Kedelapan:

اِشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوْبِ غَيْرِكُمْ وَتَرَكْتُمْ عُيُوْبَ اَنْفُسِكُمْ
Kamu selalu memperhatikan kesalahan (aib) orang lain, tapi kamu tidak mau memperhatikan kesalahan (aib) diri sendiri.

Kesembilan:

تَأْكُلُوْنَ رِزْقَ اللهِ وَلَا تَشْكُرُوْنَ
Kamu suka makan rizki Allah, tapi kamu tidak bersyukur kepadaNya.

Kesepuluh:

تَدْفِنُوْنَ مَوْتَاكُمْ وَلَا تَعْتَبِرُوْنَ بِهِمْ
Kamu suka mengubur/mengantar orang-orang yang mati, tapi kamu tidak mengambil pelajaran darinya


Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Dari nasihat Sayyidi al-Imam Ibrahim Ibn Adham di atas kiranya kita dapat mengetahui dan sekaligus merenungi sebab musabab tidak kunjung dikabulkannya doa kita oleh Allah. Ternyata, dari keseluruhan nasihat tersebut, semuanya berasal dari diri kita sendiri yang banyak kekurangan ini. 

Oleh sebab itu, tidak ada lagi alasan untuk berburuk sangka kepada Allah. N0amun sebaliknya, hal itu seharusnya dapat menjadi bahan untuk bermuhasabah diri, mengoreksi diri sendiri, tentang berbagai kekurangan kita dalam beribadah kepada Allah, yang pada proses selanjutnya diharapkan kita dapat meningkatkan kesadaran serta kedekatan diri kepada Allah dengan sebaik-baiknya. Aamin Aamiin, Allahumma Aamiin.


جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ المُخْلِصِيْنَ. وَ اَدْخِلْنَا وَاِيَّاكُمْ فِي زُمْرَةِ المُتَّقِيْنَ الفَائِزِيْنَ. وَاِذَا قُرِئَ القُرْأَنُ فَاسْتَمِعُوْالَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْاَنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِتِلَاوَتِهِ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Selasa, 06 Oktober 2020

Belajar dari filosofi sumur

Jika sebuah sumur ditimba airnya, maka setiap hari airnya jernih dan tidak akan pernah kering selalu ada air di dalamnya.

Namun uniknya, kalau dalam satu hari saja airnya tidak ditimba, ketinggian air yang ada di dalam sumur itu tidak meningkat, sama seperti semula.

Sumur yang tak pernah lagi diambil airnya, bahkan akan cenderung airnya kotor dan beracun sehingga tak layak diminum.

Inilah Hukum Alam...

Di mana di alam sesungguhnya terdapat misteri yang bertujuan untuk selalu memberi  keseimbangan. 

Sesungguhnya kehidupan kita juga sama dan  serupa dengan sumur.

Pada umumnya orang berpikir bahwa jika kita memberi apa yang kita miliki pasti akan berkurang. Padahal tidaklah demikian.

Kalau kita mau belajar dari filosofi sumur ini, ternyata bahwa semakin banyak sumur itu memberi air kepada kita, maka bukan sumur itu menjadi kurang air, namun justru akan semakin banyak air yang mengalir kepadanya.

Dalam kehidupan kita, hal memberi itu tidak harus dalam bentuk uang atau materi.

Kita dapat saja memberi dalam bentuk apa saja yang kita miliki. Misalnya pemikiran (ilmu) atau tenaga.

Saat kita mengajarkan dan memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat.

Sebaiknya kita memberi karena menginginkan orang lain agar bisa bahagia, bisa hidup lebih baik dan layak.

Manfaat langsung yang dapat kita rasakan saat memberi adalah perasaan kepuasan batin. Dan inilah sebenarnya kebahagiaan sejati ...

"Katakanlah : Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba : 39 )

Subhanallah ...
Filosofi air dalam sumur
Sama seperti bersedekah
Karna sedekah tidak akan buat kita miskin
Justru rizki kita akan semakin bertambah dan berkah....In syaa Allah... 


Ust. Roni: "Ada Apa Negeri Berkekayaan Alam Melimpah Ruah, tapi Kesulitan Ekonomi Kian Menggurita."

Ketua DKM Al-Muhajirin yang baru: Ir. A. Hasan Munawar Catatan Redaksi: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Al-Muhajirin RW-10 An...