Sabtu, 07 November 2020

Setiap jengkal di bumi adalah mihrab

Bagi hamba yang telah meyakini bahwa Allah swt adalah Tuhan yang harus disembah.
Bagi hamba yang telah menyadari bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya. Maka setiap ruang di bumi ini adalah tempat ibadah baginya. Setiap jengkal di bumi ini adalah mihrab tempat ia menghamba kepada Tuhannya.

Karena sebagai hamba, kita harus mengingat satu “hal” yang sangat penting. Apabila hal ini selalu diingat maka kita akan selamat dari godaan dan rayuan setan serta hawa nafsu. Bila hal ini selalu diingat maka hatinya akan semakin kokoh dan tabah menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam hidup.

“Hal” penting itu adalah “hendaknya setiap hamba harus mencari apa yang diinginkan Tuhannya”, bukan mencari apa yang diinginkan oleh dirinya. Bukan apa yang disukai dirinya, bukan apa yang disenangi dirinya.

Kita diingatkan dengan Firman-Nya :

فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ

“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu.” (QS.Hud:112)

Perhatikan kata “sebagaimana telah diperintahkan kepadamu” sebagai penekanan agar setiap hamba melakukan apa yang diperintahkan (diinginkan) oleh Tuhannya, bukan menyesuaikan dengan apa yang menjadi keinginan pribadinya.

Apabila hal ini selalu direnungkan, maka kita akan sadar posisi kita adalah hamba, sementara Dia adalah Sang Pencipta.

“Aku adalah seorang budak maka tugasku adalah menjalankan keinginan Tuhanku, bukan melayani keinginan jiwaku.”

Kita dapat melihat bagaimana Sayyidah Maryam yang menghabiskan hidupnya didalam mihrab untuk beribadah. Hingga ibadah wanita suci ini diabadikan didalam firman-Nya,

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ

“Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah).” (QS.Ali ‘Imran:37)

Namun tiba-tiba Allah memerintahkan Maryam untuk keluar dari mihrabnya. Manisnya ibadah didalam mihrab harus ia tinggalkan untuk menggoyangkan pohon kurma di sebuah kebun.

Tapi bagi Maryam, mihrab maupun kebun semuanya adalah tempat untuk beribadah kepada Allah swt. Karena dia hanya melakukan apa yang diinginkan oleh Allah swt.
Begitupula ketika Nabi Musa as harus keluar dari Mesir dan dikejar-kejar oleh pasukan Fir’aun, disepanjang jalan beliau berdoa :

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلۡقَآءَ مَدۡيَنَ قَالَ عَسَىٰ رَبِّيٓ أَن يَهۡدِيَنِي سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ

Dan ketika dia menuju ke arah negeri Madyan dia berdoa lagi, “Mudah-mudahan Tuhanku memimpin aku ke jalan yang benar.” (QS.Al-Qashash:22)

Dimanapun Nabi Musa as berada, bagaimana pun kondisinya, beliau tetap berhubungan dengan Allah swt dan menjadikan setiap jengkal dari bumi ini sebagai mihrab, tempat untuk beribadah.

Begitupula Nabi Yusuf as juga menjadikan penjara adalah mihrab, sebagai tempat ibadah dan berdakwah. Sebagaimana Firman-Nya :

يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ ءَأَرۡبَابٞ مُّتَفَرِّقُونَ خَيۡرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ

“Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa?” (QS.Yusuf:39)


Nabi Muhammad saw pernah bersabda,

جُعِلَت لِيَ الأَرْضُ مَسْجِدًا وَ طَهُورًا

“Dijadikan bagiku tanah (bumi) sebagai tempat sujud dan suci.”

Karena itu carilah apa yang diinginkan oleh Allah dan tekanlah egomu. Jangan menuruti apa yang kita inginkan dan menyampingkan apa yang diinginkan Allah.

Diriwayatkan bahwa Iblis pernah berkata kepada Allah swt,
“Ya Allah, jangan engkau perintahkan aku untuk bersujud kepada Adam, aku akan beribadah kepadamu dengan ibadah yang sangat banyak bahkan melebihi semua makhlu-Mu.”
Allah swt menjawab, “Sembahlah Aku sesuai keinginan-Ku, bukan seperti keinginanmu.”
Ingatlah selalu bahwa kita adalah hamba. Dan setiap hamba tidak layak memiliki pilihan selain yang diinginkan oleh Tuannya.

Apalagi kita orang beriman, tidak layak mengaibaikan keinginan-Nya, tetapi mementingkan keinginan kita sendiri.

Semoga Allah Swt membimbing kita, menjadikan setiap jengkal bumi ini menjadi mihrab untuk beribadah kepada-Nya.
(khasanahalquran.com)

Ust. Roni: "Ada Apa Negeri Berkekayaan Alam Melimpah Ruah, tapi Kesulitan Ekonomi Kian Menggurita."

Ketua DKM Al-Muhajirin yang baru: Ir. A. Hasan Munawar Catatan Redaksi: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Al-Muhajirin RW-10 An...