Kamis, 11 Januari 2024

Pentingnya Bermuhasabah/Evaluasi Diri

Kajian Subuh
Ust. Usin Artiyasa
Masjid Al Muhajirin
Jl. Jayapura Antapani Kidul
Repoter: Rusdi Latief
Editor: NanaKisunda-10

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Perlunya evaluasi atas segala yang kita lakukan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

"huwallazii ja'alasy-syamsa dhiyaaa-aw wal-qomaro nuurow wa qoddarohuu manaazila lita'lamuu 'adadas-siniina wal-hisaab, maa kholaqollohu zaalika illaa bil-haqq, yufashshilul-aayaati liqoumiy ya'lamuun."

"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
(QS. Yunus 10: Ayat 5).

Keberadaan matahari silahkan dipergunakan untuk semua kegiatan manusia, sehingga kita dapat menentukan waktu sholat, awal puasa dan waktu haji.

Begitupun dengan keberadaan bulan digunakan yang juga dapat dipergunakan sebagai perhitungan waktu 
peribadatan.
Jadi dengfan demikian sebenarnya sudaj tidak ada lagi perdebatan terhadap penetapan waktu.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ

"yaaa ayyuhallaziina aamanuttaqulloha waltangzhur nafsum maa qoddamat lighod, wattaqulloh, innalloha khobiirum bimaa ta'maluun."

"Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18).

Pada ayat ini ada 2 kali pengulangan Taqwa. Ini adalah penekanan agar setiap diri selalu mengevaluasi diri.

Kata liqot punya keunikan yakni bukan saja akhirat tetapi waktu akan datang, sehingga evaluasi ini menjadi sangat penting.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّا عَةِ ۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَ رْحَا مِ ۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّا ذَا تَكْسِبُ غَدًا ۗ وَّمَا تَدْرِيْ نَـفْسٌ بِۢاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"innalloha 'ingdahuu 'ilmus-saa'ah, wa yunazzilul-ghoiis, wa ya'lamu maa fil-ar-haam, wa maa tadrii nafsum maazaa taksibu ghodaa, wa maa tadrii nafsum bi-ayyi ardhing tamuut, innalloha 'aliimun khobiir."

"Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Luqman 31: Ayat 34).

Pada ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi esok. Dan banyak hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal terutama berakitan dengan masalah ghaib.

Dalam upaya mengevaluasi diri maka sebaiknya buatlah planing (perencanaan) tentang apa yang akan kita lakukan sehingga evaluasi diri akan menuju pada arah yang jelas untuk mencapai kemenangan.

Mengenai pemilihan pemimpin

Setiap mukmin siap menjadi makmum dan siap sebagai imam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى ۘ اِذْ قَا لُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِکًا نُّقَا تِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَا لَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ کُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ اَ لَّا تُقَا تِلُوْا ۗ قَا لُوْا وَمَا لَنَاۤ اَلَّا نُقَا تِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْ اُخْرِجْنَا مِنْ دِيَا رِنَا وَاَ بْنَآئِنَا ۗ فَلَمَّا کُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَا لُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ بِۢا لظّٰلِمِيْنَ

"a lam taro ilal-mala-i mim baniii isrooo-iila mim ba'di muusaa, iz qooluu linabiyyil lahumub'as lanaa malikan-nuqootil fii sabiilillaah, qoola hal 'asaitum ing kutiba 'alaikumul-qitaalu allaa tuqootiluu, qooluu wa maa lanaaa allaa nuqootila fii sabiilillaahi wa qod ukhrijnaa ming diyaarinaa wa abnaaa-inaa, fa lammaa kutiba 'alaihimul-qitaalu tawallau illaa qoliilam min-hum, wallohu 'aliimum bizh-zhoolimiin."

"Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah." Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?" Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?" Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 246).

وَقَا لَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَـکُمْ طَا لُوْتَ مَلِكًا ۗ قَا لُوْۤا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِا لْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَا لِ ۗ قَا لَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰٮهُ عَلَيْکُمْ وَزَا دَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَ الْجِسْمِ ۗ وَا للّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْکَهٗ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

"wa qoola lahum nabiyyuhum innalloha qod ba'asa lakum thooluuta malikaa, qooluuu annaa yakuunu lahul-mulku 'alainaa wa nahnu ahaqqu bil-mulki min-hu wa lam yu-ta sa'atam minal-maal, qoola innallohashthofaahu 'alaikum wa zaadahuu basthotang fil 'ilmi wal-jism, wallohu yu-tii mulkahuu may yasyaaa, wallohu waasi'un 'aliim."

"Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu darinya dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 247)

وَقَا لَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اٰيَةَ مُلْکِهٖۤ اَنْ يَّأْتِيَکُمُ التَّا بُوْتُ فِيْهِ سَکِيْنَةٌ مِّنْ رَّبِّکُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ اٰلُ مُوْسٰى وَاٰ لُ هٰرُوْنَ تَحْمِلُهُ الْمَلٰٓئِكَةُ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً لَّـکُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

"wa qoola lahum nabiyyuhum inna aayata mulkihiii ay ya-tiyakumut-taabuutu fiihi sakiinatum mir robbikum wa baqiyyatum mimmaa taroka aalu muusaa wa aalu haaruuna tahmiluhul-malaaa-ikah, inna fii zaalika la-aayatal lakum ing kungtum mu-miniin."

"Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu jika kamu orang beriman."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 248).

Disini sangat pentingnya keluasan ilmu.agar didapat pemimpin yang mempunyai pandangan luas dan mampu melakukan perubahan dan kemajuan.

Jangan sekali kali memilih pemimpin yang bodoh dan zalim.

Pemimpin level 5 yang berhasil dalam kepemimpinan
1. Harus profesional
2. Harus hummbel.

Selalu rendah hati dan jiwa pemimpin orientasinya selalu melayani, bukan menzolimi.

Pernah dalam suatu riwayat Rasulullah sholat disuatu masjid lalu melihat seorang perempuan yang membersihkan masjid tersebut, lalu pada suatu saat Rasul tidak melihat wanita tersebut lalu Rasulullah menanyakan kemana wanita tersebut. Kemudian ada yang mengetahui dan menjawab bahwa wanita tersebut telah meninggal dunia.

Rasulullah mengatakan kenapa tidak diberitakan kepada beliau,? Jamaah mengatakan beliau cuma seorang garin masjid. Kemudian Rasullullah meminta diantarkan kemakam wanita tersebut. Rasul melihat makam tersebut gelap akan tetapi ada cahaya didalamnya.

Disini ada dua pelajaran betapa Rasulullah sangat menghargai semua orang.
Dan betapa hebatnya harga orang yang menjaga membersihkan masjid .diganjar Allah dengan kesenangan dan bercahayanya dialam kubur.

Betapa orang yang dalam neraka akan menyesal
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَا لُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

"wa qooluu lau kunnaa nasma'u au na'qilu maa kunnaa fiii ash-haabis-sa'iir."

"Dan mereka berkata, "Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.""
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 10).

Kedudukan orang tua adalah peringkat pertama dalam mencapai ketaqwaan kepada Allah
Berbaktilah kepada kedua orang tua.walaupun mereka sudah sangat tua bahkan berlainan keimanannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَا لْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَا لْجَـارِ الْجُـنُبِ وَا لصَّا حِبِ بِا لْجَـنْبِۢ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَا نَ مُخْتَا لًا فَخُوْرًا

"wa'budulloha wa laa tusyrikuu bihii syai-aw wa bil-waalidaini ihsaanaw wa bizil-qurbaa wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari zil-qurbaa wal-jaaril-junubi wash-shoohibi bil-jambi wabnis-sabiili wa maa malakat aimaanukum, innalloha laa yuhibbu mang kaana mukhtaalang fakhuuroo."

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"wa qodhoo robbuka allaa ta'buduuu illaaa iyyaahu wa bil-waalidaini ihsaanaa, immaa yablughonna 'ingdakal-kibaro ahaduhumaaa au kilaahumaa fa laa taqul lahumaaa uffiw wa laa tan-har-humaa wa qul lahumaa qoulang kariimaa."

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 23).

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا خْفِضْ لَهُمَا جَنَا حَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا

"wakhfidh lahumaa janaahaz-zulli minar-rohmati wa qur robbir-ham-humaa kamaa robbayaanii shoghiiroo."

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 24).

Siapa yang berhenti mendoakan orang tua, maka akan di cabut oleh Allah keberkahan rezekinya.

Mohon maaf kesalahan kutip.//Rep:Rusdi Latif/Editor:NanaKisunda-10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Shalat Idul Adha di Lapangan Masjid Al-Muhajirin

  Ust. Roni Abdul Fatah tengah menyampaikan khutbah Idul Adha di Pelataran Masjid Al-Muhajirin RW-10 Antapani Kidul Ketua Panitia Idul Adha,...